PENDAHULUAN
Sepat
siam (Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku
gurami (Osphronemidae). Di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam
bahasa Inggris disebut Siamese gourami (Siam adalah nama lama Thailand) atau
snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya.
Ikan sepat siam biasanya diolah menjadi ikan asin yang
lezat dan siap menggoyang lidah Anda. Beberapa danau di Sulawesi, Sumatera, dan
Kalimantan memiliki potensi besar sebagai daerah penghasil ikan asin sepat.
Oleh karena itulah, budidaya ikan sepat siam memiliki potensi yang cukup besar
jika Anda mengembangkannya menjadi lahan bisnis. Berikut ini langkah-langkah budidaya
ikan sepat siam :
Memilih induk
Tahap awal untuk budidaya ikan sepat siam
adalah memilih indukan. Untuk membedakan kelamin indukan dapat dilihat dari
bentuk dan panjang-pendeknya sirip yang terdapat di punggung. Sepat betina
memiliki sirip punggung membulat, pendek, serta tidak mencapai dasar pangkal
sirip ekor. Sementara itu, sepat jantan memiliki sirip punggung panjang
mencapai dasar pangkal sirip ekor dan bentuknya lancip. Selain bentuk sirip
punggung, perbedaan kelamin ikan ini dapat dilihat dari warna atau tinggi
badannya. Warna ikan betina biasanya lebih bersih atau lebih terang, sedangkan
ikan jantan berwarna lebih gelap. Tinggi badan ikan jantan biasanya lebih
tinggi daripada ikan betina. Induk yang baik untuk dipijahkan minimal berumur 7
bulan.
Pemijahan di kolam
Proses pemijahan ikan ini sebenarnya cukup mudah.
Pemijahannya dapat meniru kebiasaan hidup ikan ini di alam. Sepat siam tidak
membutuhkan aliran air yang besar dalam pemijahannya. Bahkan, di kolam air
tergenang pun ikan ini dapat memijah. Namun, sebaiknya disediakan kolam pemijahan
yang cukup baik, di antaranya mudah memasukkan dan mengeluarkan air. Luas lahan
pemijahan tergantung lahan yang tersedia, biasanya antara 50—300 m2
dengan kedalaman air sekitar 70—100 cm.
Perrsiapan pemijahan
Persiapan pemijahan diawali dengan pengisian air pada kolam
yang sebelumnya telah dikeringkan hingga ketinggian 70—100 cm. Sebelum induk
ditebar, 7—10 hari sebelumnya kolam diberi pupuk kandang, lalu pintu pemasukan
dan pengeluaran air ditutup selama seminggu. Ini bertujuan agar pakan alami
selalu tersedia untuk benih setelah kuning telurnya habis. Setelah itu, induk
sepat yang telah diseleksi dimasukkan ke dalam kolam pemijahan dengan
perbandingan antara jantan dan betina 1:1. Induk jantan memiliki sifat membuat
sarang sebelum memijah sehingga pada permukaan air kolam harus disediakan bahan
untuk melindungi sarang.
Pemijahan
Pemijahan diawali oleh pembuatan gelembung udara busa di
bawah jerami. Pembuatan sarang ini membutuhkan waktu sekitar 1—2 hari.
Biasanya, gelembung udara (buih) yang terbentuk bergaris tengah 1,5—3 mm. Pada
saat jantan membuat sarang, perangainya berubah menjadi galak dan tidak akan
membiarkan ikan lain mendekati sarangnya, termasuk induk betina. Namun, begitu
sarang telah selesai dibuat, perangainya akan berubah menjadi lemah lembut,
terutama terhadap induk betina. Bermodalkan sarang busa tersebut, tidak sulit
bagi induk jantan untuk memikat betina yang telah matang telur.
Telur-telur tersebut akan mengapung di bawah sarang busa
karena induk jantan mengajak induk betina mengeluarkan telur di bawah sarang
yang telah dibuatnya. Telur-telur yang telah dibuahi akan menetas setelah 2—3
hari sejak pembuahan. Setelah itu, induk jantan akan merawat telur dan
larvanya. Larva yang baru menetas akan mendapatkan pakan cadangan dari kuning
telurnya. Hingga hari ke-7, benih sepat akan memakan plankton yang tersedia
dari hasil pemupukan.
Di dalam kolam pemijahan ini, telur-telur akan dibiarkan
menetas dan larvanya tumbuh bersama dengan induknya hingga berumur 30 hari.
Setelah itu, induk dipisahkan dari benih-benihnya, lalu dikembalikan ke kolam
pemeliharaan, sedangkan benihnya dipelihara di kolam tersendiri.
Pembesaran
Pembesaran ikan sepat siam dilakukan ketika benih berumur 2
bulan dengan ukuran sekitar 5—6 cm. Ini karena pada usia itu, ikan dianggap
sudah bisa melindungi diri dari serangan ikan predator atau kompetitornya.
Persiapan kolam pembesaran dilakukan seperti halnya pada kolam pemijahan, yaitu
kolam dipupuk terlebih dahulu untuk menumbuhkan pakan alami ikan. Namun, untuk
pembesaran sepat siam tidak boleh hanya mengandalkan pakan alami yang terbatas
jumlahnya.
Untuk memperoleh pertumbuhan ikan secara optimal, ikan
harus disuplai pakan dari luar kolam berupa tepung (dedak, tepung daun),
kangkung, lemna, daun singkong, dan pelet. Pertumbuhan ikan sepat di kolam yang
telah dipupuk dan ditambah pemberian pakan akan mencapai ukuran sekitar 7—9 cm
setelah berumur tiga bulan sejak masa penetasan.
Sumber:
http://kebunpaman.blogspot.com/2017/11/cara-budidaya-ikan-sepat-siam-mudah-dan.html
https://www.pertanianku.com/budidaya-ikan-sepat-siam-di-pekarangan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar