PENDAHULUAN
Belut sawah, moa,
atau lindung (Monopterus albus) adalah sejenis ikan anggota suku Synbranchidae
(belut), ordo Synbranchiiformes, yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi. Ikan
ini dapat dimakan, baik digoreng, dimasak dengan saus pedas asam, atau digoreng
renyah sebagai makanan ringan. Secara ekologi, belut dapat dijadikan indikator
pencemaran lingkungan karena hewan ini mudah beradaptasi. Lenyapnya belut
menandakan kerusakan lingkungan yang sangat parah telah terjadi.
1. Tempat Ternak Belut
Hal pertama yang harus kita
persiapkan adalah sarana untuk budidaya belut. Ada banyak pilihan sarana ternak
belut yang bisa kita gunakan. Semuanya tentu saja memiliki keuntungan dan
kelemahan masing-masing.
a. Kolam Terpal
Sarana ternak belut yang pertama
adalah dengan menggunakan kolam terpal. Untuk ukuran terpal yang kita gunakan
disesuaikan dengan jumlah belut yang akan kita budidayakan. Untuk ukuran
idealnya adalah 50-100 ekor/m perseginya.
Perlu sama-sama kita ketahui, belut
biasanya mengeluarkan semacam lendir yang merupakan metabolisme alamiahnya
untuk bertahan hidup. Jika lendir ini menumpuk dan dalam jumlah yang banyak
tentu akan merusak kualitas air.
Maka dari itu, kita sebaiknya
mengganti air jika kualitas air sudah rusak. Kita bisa melakukan sipon atau
membuang air bagian bawah dengan pompa penyedot kemudian mengisi dengan air
baru.
Nah, ini tips dari saya berdasarkan
pengalaman pribadi, karena terlalu repot rasanya kalau harus membuang air
dengan menggunakan pompa air, anda bisa membuat saluran pembuangan di bagian
tengah. Kalau dalam budidaya istilah ini dikenal dengan sistem center drain.
Kolam kita buat mengerucut ke
tengah, jadi bagian tengah kolam lebih dalam ketimbang bagian pinggir kolam.
Untuk cara membuatnya sangat mudah. Intinya, air akan terbuang begitu pipa pembuangan kita cabut
tanpa menggunakan pompa.
Dengan sistem center drain
pengontrolan air jadi sangat mudah sekali. Setelah air kita buang secukupnya
kemudian kita tambahkan air baru.
b. Tong/Drum
Selain dengan menggunakan terpal,
tong atau drum juga bisa menjadi sarana budidaya belut. Berikut ini cara
membuat kolam tong untuk belut:
Bersihkan tong / drum hingga bersih terutama pada bagian dalamnya
Buat lubang memanjang pada drum
Letakan drum pada tanah yang datar dan juga beri pengganjal pada kanan
dan kiri agar drum tidak terguling
Jangan lupa buat juga saluran pembuangan dibawah tong
Yang terakhir buat juga peneduh dari sinar matahari agar belut tidak
kepanasan
Cara Ternak Belut dalam Drum
Media tumbuh belut merupakan salah
satu kunci kesuksesan dalam budidaya belut. Dengan komposisi yang pas pada
media tunbuh ini yang menentukan cepat atau lambat pertumbuhan belut diluar
faktor pakan. Untuk kolam dari tong bekas menggunakan media berupa lumpur
kering, kompos, jerami padi pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Berikut ini
tips membuat media tumbuh belut untuk kolam drum bekas
Dasar drum diberi lapisan jerami dengan ketebalan 50 cm
Lalu siram jerami dengan mikroorganisma stater. Komposisi 1 liter per
drum
Selanjutnya diberi lapisan kompos setinggi 5 cm, bisa juga menggunakan
pupuk kandang atau tanah humus
Lapisan yang terakhir adalah lumpur kering yang sudah dicampur dengan
pupuk TSP 5kg. Lapisan yang terakhir ini setinggi 25 cm.
Tinggal masukan air besih kedalam drum setinggi 15 cm dan diamkan selama
2 minggu sebelum dimasukan belut karena harus melalui proses fermentasi dahulu.
c. Bak Semen
Bak permanen merupakan sarana
budidaya belut yang selanjutnya. Tentu saja kolam permanen membutuhkan modal
yang lumayan untuk membautnya. Namun tentu saja dengan banyak keunggulan. Nah,
sama halnya dengan kolam terpal, sebaiknya anda membuat sistem pembuangan
kotoran dengan sitem center drain.
d. Bak Fiber
Bak fiber juga bisa anda jadikan
sebagai sarana untuk budidaya belut. Biaya yang kita keluarkan tentu saja lebih
mahal untuk pengadaan bak fiber.
2. Pemilihan Bibit Belut
Setelah kita memiliki tempat yang
sesuai dengan jumlah belut yang akan kita budidayakan, langkah selanjutnya
adalah memilih benih belut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
kita memilih anakan yang akan kita besarkan. Berikut ini kriteria anakan belut
yang bagus untuk diternak:
a. Pilih Bibit Belut yang Bebas Luka
Tips pertama memilih benih belut
adalah usahakan agar bibit bebas dari luka baik itu akibat gesekan dengan benda
kasar ataupun karena penyakit, karena bisa menular ke yang lainnya.
b. Tidak Lemas saat Dipegang
c. Pilih Belut yang Lincah
Belut memiliki sifat dasar agresif
dan jarang diam bahkan saat kita pegang biasanya akan berusaha untuk melepaskan
diri. Bila anda menemukan ada anakan yang upacara bendera (mendangak ek atas)
sebaiknya di ambil pisahkan dari yang lainnya. Belut yang baik akan memiliki
ciri tenang tapi lincah, belut akan mengambil oksigen keatas dengan cepat
kamudian kembali kebawah lagi.
d. Usahakan Ukuran Benih Seragam
Hal ini cukup penting, karen dengan
ukuran seragam biasanya tidak ada dominasi dalam makan nantinya. Bila ada belut
yang berukuran lebih besar biasanya akan lebih dominan nantinya. Yang besar
semamin besar dan yang kecil lambat besarnya. Sebaiknya anda mensortis belut
paling tidak 3 minggu sekali agar ukuran tetap seragam.
3. Jumlah Tebar Belut Ideal
Belut membutuhkan space yang cukup
untuk tumbuh optimal. Bila space atau ruang yang dimiliki kecil biasnaya tumbuh
belut tidak akan maksimal, bisa kerdil, lambat pertumbuhan dan air cepat rusak.
Untuk kepadatan optimal bibit belut sebaiknya
ukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2.
Sedikit tips terbak belut, usahakan
untuk menebarkan benih pada pagi atau sore hari agar ikan terhindar dari stres.
Untuk bibit hasil tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama
1-2 hari. Proses karantina dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih
yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan telur selama dalam proses
karantina. Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu deras (air
seperti genangan sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman
air, hal ini berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan
membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari permukaan, sehingga
belut akan lebih kurus.
4. Pemberian Pakan Selama Ternak Belut
Jika bibit sudah kita tebarkan, kini
saatnya kita membesarkan benih belut tersebut. Untuk persentase pakan,
sebaiknya berikan 5-20% dari bobot tubuh /hari. Seiring berjalannya waktu
biasanya kita akan terbiasa dan bisa menggunakan feeling saat ikan sudah
kenyang atau masih lapar.
Usahakan agar pakan selalu tercukupi
agar belut tidak kanibal. Pemberian pakan bisa pada sore karena belut biasa
mencari mangsa di sore dan malam hari. Untuk pakan bisa diberi cacing lor, cacing
merah, cacing lumbricus, ikan cere, ikan cithol, ikan guppy, anakan ikan mas,
berudu (kecebong), lambung katak, keong mas/sawah, ulat hongkong dan masih
banyak yang lainnya.
5. Proses Pemanenan Belut
Setelah kira-kira 3 – 4 bulan proses
budidaya, maka belut biasanya sudah bisa dipanen. Dengan bobot rata-rata
sekitar 3-5 ekor/perkilonya, dengan harga jual 32.000/kg. Untuk ukuran panen
tergantung permintaan pasar. Kalau 3 -5 ekor terlalu besar bisa dikurangi lagi.
Untuk keuntungan sendiri bisa kita
kalkulasikan dengan selurubuh biaya operasional dan modal awal untuk membeli
benih, pakan serta peralatan pendukung serta sarana budidaya.
Harga bibit sendiri untuk belut
rata-rata panjangnya 6-11cm dipasaran djual sekitar Rp.55.000/ kg (isi 75-110
ekor/kg). Nah jadi kita sudah bisa menghitung berapa kira-kira keuntungan yang
bisa kita peroleh
Sumber:
https://elnandar.com/cara-budidaya-belut/
http://budidayaperawatan.blogspot.com/2015/08/cara-ternak-belut-paling-mudah-dan-efektif.html