PENDAHULUHAN
Hama dan penyakit ikan lele banyak
ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit
akan membawa malapetaka.
Serangan hama dan penyakit ikan lele
bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu,
tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen.
Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan
lele.
Pengendalian hama ikan lele
Penanggulangan dari serangan hama bisa
dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan
masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita
beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena
kolam relatif terawasi terus menerus.
Pengendalian penyakit ikan lele. Penyakit ikan lele hampir sama dengan
penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang
terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan
virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis
Trichodina sp. Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat
lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan
dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga
lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen
disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan
mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa
dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24
jam.
Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang
ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah
bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh
ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang
membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih
tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling umum pada ikan
benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan
mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama
7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah
air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur
dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter
Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang
ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada
lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak
mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam dan
suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian
pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih,
berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan
memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya,
rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele
yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini
tergolong kedalam virus herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang
berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian
sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu
air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah
serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga
kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang
telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini
bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam
hingga ikan terlihat pulih.
Selain penyakit ikan lele di atas,
terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan
disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya.
Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak
lele:
Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini
terlihat dari gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah
pemberian pakan yang berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun
pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian
tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan
yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat
tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam
hari.
Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada
ikan lele adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan
mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Apabila
terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix yang banyak dijual di
pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan
seperti air yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk
menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap
dua kali sehari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar