13 KESALAHAN DALAM BUDIDAYA LELE
Setiap usaha budidaya pastilah menginginkan hasil produksi
yang maksimal, namun sering saya temukan pada beberapa kasus banyak pembudidaya
lele bukannya untung malah rugi akibat gagal panen.
Ada banyak kesalahan yang dilakukan oleh pembudidaya
khusus nya bagi pemula yang kelihatannya sepele alias kecil namun memberi efek
besar bagi keberhasilan budidaya lele.
Adapaun kesalahan yang sering dialakukan pemula yaitu :
1. Bibit Ikan Yang Buruk
Bibit merupakan salah satu penunjang keberhasilan budidaya
ikan. Kualitas yang buruk mengakibatkan bibit mudah mati, tidak tahan dengan
perubahan iklim, dan suhu. Bibit juga akan gampang terkena penyakit.
Pastikan bibit yang anda budidayakan dari Balai Perikanan
atau setidaknya dari pembudidaya profesional yang kualitas bibitnya dapat
dijamin.
2. Persiapan Kolam Yang Tidak Maksimal
Jika ingin membudidayakan lele sebaiknya tidak usah
tergesa-gesa. Santai saja pastikan dahulu posisi kolam, kondisi kolam, apakah
sudah memenuhi standard.
Sebelum ikan dimasukan pastikan kolam sudah difermentasi
dengan melakukan beberapa treatment khusus.
3. Memberi
Pakan Saat Hujan
Hujan dapat mengakibatkan suhu dan kondisi air didalam
kolam menjadi tidak stabil. Akibat air hujan maka pH air akan turun, sebaiknya
jangan memberi pakan pada saat keadaan kolam tidak stabil karena dapat
mengakibatkan ikan menjadi stress dan terkena penyakit akibatnya berujung pada
kematian.
Pakan dapat diberi minimal 1 jam setelah hujan redah,
tunggu keadan dan suku kolam kembali stabil.
4. Sirkulasi Air Terlalu Deras
Umumnya lele dapat hidup dan berkembang tanpa menggunakan
sirkulasi air. Secara konvensional lele dibudidayakan di kolam terpal, beton,
atau kolam tanah tanpa menggunakan pompa air.
Sirkulais air yang terlalu deras dapat mengakibatkan ikan
lele menjadi stres yang ditandai dengan produksi lendir yang berlebihan, ikan
menjadi lemas, nafsu makan menurun, dan akan sangat mudah terkena penyakit.
5. Penyortiran
Yang Terlambat
Minimal lakukan penyortiran pada ikan 3-4 minggu sekali.
Penyortiran yang telat maka akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi tidak
rata.
Ikan yang ukuran lebih besar akan sangat agresif dalam
berburu makanan, alahasil ikan yang lebih kecil tidak akan kebagian makanan.
Sebaiknya dalam satu siklus bidiaya penyortiran dilakukan
2-3 kali sampai panen, sesuai dengan ukuran permintaan pasar.
Perlu diperhatikan dalam budidaya lele jangan hanya
membuat satu kolam saja, karena pada saat pensortiran anda akan kewalahan.
Siapkan kolam lebih dari 2 dan usahakan kolam tersebut sudah difermentasi
terlebih dahulu dan sudah ready, ikan siap dimasukan.
6. Pemberian
Pakan Jeroan Secara Kontiniu atau Terus Menerus.
Pakan jeroan seperti usus ayam atau ikan, sangat baik
untuk si kumis, selain harga yang murah dapat juga meningkatkan bobot
pertumbuhan ikan.
Namun perlu di perhatikan pemberian pakan jeroan secara
kontiniu dapat menyebabkan penyakit tertentu pada ikan seperti penyakit kuning.
Beri perhatian khusus bagi si kumis karena dia berharga
buat anda. Berharga dalam menambah income. hahaha
7. Kualitas Pakan
Yang Buruk
Si kumis termasuk ikan yang rakus, apa aja pakan yang
masuk langsung diumbat.
Tapi perlu diperhatikan jangan sembarangan memberi si
kumis pakan, mentang-mentang rakus. Kualitas pakan perlu diperhatikan.
Jangan pernah memberi pakan yang sudah kadaluarsa atau
sudah jamuran.
8. Cara Pemberian
Pakan Pelet yang Salah
Bagi pembudidaya pemula cara pemberian pelet pada si
kumis perlu diperhatikan. Jangan asal main tebar saja sekehendak hati.
Perlu diketahui karakteristik pelet pada saat dimasukkan
kedalam air, pelet akan mengembang. Nah sebaiknya sebelum ditebar kedalam kolam
sebaiknya perciki pelet yang akan diberi dengan air hangat agar pelet
mengembang.
9. Tidak Memberi
Vaksin
Ikan lele juga perlu mendapatkan vaksin agar daya tahan
tubuh lebih kuat. Banyak pembudidaya mengabaikan hal ini, alahasil ketika suhu
dan keadaan kolam tidak stabil si kumis mudah terserang penyakit.
10. Tidak
Melakukan Adaptasi Dulu Sebelum Bibit Ditebar Dikolam
Ini juga penting diperhatikan, biasanya ikan yang baru
pindah dari suatu tempat atau daerah akan mengalami stress dalam perjalanan,
selain itu si kumis juga tidak dapat langsung beradaptasi dengan lingkungan
baru nya.
Biasanya bibit ikan yang tidak mengalami proses adaptasi
akan banyak mati pada saat berumur 1-2 minggu.
Maka dari itu proses aklimatisasi atau adaptasi perlu
dilakukan.
Caranya bibit ikan lele yang baru datang jangan langsung
ditebar di kolam. Masukkan ikan yang masih didalam plastik kedalam kolam
biarkan dahulu 1-2 jam.
Setelah itu buka penutup plastik biarkan ikan keluar
perlahan dari plastik beserta airnya.
* Puasakan dulu bibit 2-3 hari baru diberi makan.
11. Padat Tebar
Terlalu Tinggi
Banyak kasus budidaya lele akibat dari padat tebar
terlalu tinggi si kumis rentan terkena berbagai penyakit.
Jika padat tebar terlalu tinggi si kumis akan berebut
makan dan pasti tidak semua mendapat porsi makan yang sama, alahasil
pertumbuhan menjadi tidak seragam dan ini mengakibatkan lele menjadi kanibal
alias memangsa lele yg ukurannya lebih kecil.
Padat tebar yang baik biasanya untuk ukuran 3m*4m mampu
menampung 2500-3000 bibit lele.
12. Management
Pakan Yang Tidak Baik
Hal ini perlu diperhatikan. Jangan sesekali memberi pakan
berlebih pada si kumis.
Pakan sisa akan mengendap di dasar kolam dan menjadi
racun. Sisa-sisa pakan akan menaikkan pH kolam karena bersifat amoniak.
Tentunya ini akan menjadi sarang penyakit bagi si kumis.
Perlu diperhatikan management pakan yang baik. Berilah si
kumis pakan teratur, sesuai dengan takar dan umur si kumis.
13. Sterilisasi
Peralatan dan Kolam
Setelah panen perlu diperhatikan kebersihan peralatan dan
kolam. Sebelum memasukkan bibit baru, ada baiknya terpal perlu dilakukan
treatment dahulu agar penyakit yang ada pada ikan terdahulu tidak ikut terbawa.
Selain itu peralatan yang digunakan perlu disterilisasi
dengan mennggunakan alkohol.
Sumber: https://talitakumindonesia.blogspot.com/2017/05/jangan-lakukan-13-kesalahan-ini-kalau.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar