Jumat, 02 Maret 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN BAUNG

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN BAUNG


Ikan yang dibudidayakan seringkali mengalami serangan penyakit. Penyakit dapat berkembang akibat bermacam-macam faktor antara lain trauma pengangkutan, kekurangan pakan, perubahan sifat fisik kimia air, serta epidemi dari suatu penyakit. Sebenarnya, ikan mempunyai kekebalan terhadap serangan hama dan penyakit selama berada dalam kondisi lingkungan  yang baik dan tidak ada faktor-faktor di atas yang memperlemah badannya.

A. Tanda-tanda Umum Ikan Sakit
Serangan penyakit sering datang mendadak. Untuk itu, gejala awal yang tampak perlu dideteksi agar masalah lebih lanjut dapat ditangani dengan segera. Setelah gejalanya diketahui, selanjutnya dilakukan diagnosa untuk mengetahui faktor penyebabnya, kemudian dilakukan tindakan pengobatan dengan jenis obat dan dosis yang tepat. Untuk itu, tanda –tanda berikut ini perlu dipahami.

1.  Tingkah laku
Ikan yang sakit bisanya memperlihatkan tingkah laku menyimpang, misalnya menggosok-gosokkan badanya pada benda-benda seperti batu, tanaman liar, atau piunggiran pematang /dinding akuarium. Pada kasus lain iakn kehilangan keseimbangan sehingga gerakan tidak terkontrol. Pada akhirnya ikan diam didasar dengan kedua sirip dada terbuka atau sekali-kali muncul kepermukaan air seperti menggantung. Ada pula ikan yang sakit membuka kedua tutup insangnya lebih lebar dari biasanya, frekuensi pernafasannya meningkat, dan tampak terengah-engah dan lamakelamaan ikan kurang nafsu makan.

2.  Kelainan warna tubuh
Jika tubuh ikan berubah menjadi pucat perlu dicurigai, barangkali sudah ditempeli parasit tertentu. Namun ,perubahan warna tubuh itu juga dapat disebabkan oleh kondisi terkejut karena terjadi pergantian intensitas cahaya dari gelap keterang. Jika hal itu terjadi, biasanya warna ikan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan warna tubuh juga sering terjadi jika ikan dalam keadaan takut atau seaat setelah memijah (ikan betina).
Berdasarkan hal itu ,perubahan warna tubuh ikan dapat disebabkan oleh serangan parasit ataupun oleh faktor diluar penyakit. Kelainan warna dapat dianggap sebagai gejala dari suatu penyakit bila tidak ada penyebab lain seperti takut, terkejut, atau habis memijah. Perubahan warna yang disebabkan oelh penyakit biasanya bersifat permanen (berlangsung lama).

3.  Produksi lendir
Ikan sakit sering kali memproduksi lendir berlebihan. Hal ini jelas terlihat pada ikan yang berwarna gelap. Sebaliknya, kelebihan lendir itu agak sulit duketahui pada ikan yang berwarna terang karena warna lendir itu bening hingga keabu-abuan. Produksi lendir yang berlebihan biasanya disebabkab oleh parasit yang menyerang bagian kulit. Banyaknya lendie tergantung pada intensitas serangan.

4.  Kelainan bentuk organ
Serangan parasit tertentu akan menimbulkan kelainan pada bagian tubuh ikan, misalnya berupa bintik-bintik putih pada sirip, sisik, maupun pada bagian lain. Kelainan bentuk juga dapat terjadi pada perbatasan  dua keping tutup insang trdapat tonjolan atau bengkak. Bila serangan sangat hebat, akan terjadi infeksi yang parah sehingga tonjolan itu menyebar keseluruh bagian tubuh seperti insang, mta, dan bahgian kepala. Bagian kulit, termasuk juga otot, tak luput dari resiko terkena serangan parasit yang mengakibatkan bintik-bintik merah atau menunjukkan gejala adanya semacam tumor pada kulit.

5.  Faktor kondisi
Tedapat korelasi antara bobot seekor ikan dengan panjangnya dikaitkan dengan  kondisi kesehatan ikan yang bersangkutan. Bila perbandingan berat dan panjang ikan tidak seimbang dalam arti  hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan  angka indeks faktor kondisi ikan sehat maka ikan tersebut dikategorikan menderita sakit.

B. Penyebab Ikan Sakit
Ikan tidak sehat dapat juga diakibatkan oelh kondisi lingkungan seperti sifat fisika dan kimia air yng tidak cocok bagi ikan atau karena pakan yang tidak cocok.

1.  Kondisi pH
Kondisi pH yang sangat rendah (sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa) dapat mengganggu kehidupan dan kesehatan ikan. Setiap jenis ikan memperlihatkan respon berbeda terhadap fluktuasi perubahan pH, dan dampak yang ditimbulkannya bermacam-macam. Oleh sebab itu, pengukuran pH untuk mengetahui pola perkembangannya perlu dilakukan agar kesehatan ikan selalu terpantau.

2.  Kekurangan oksigen
Gejala umum ikan yang kekurangan oksigen akan terlihat setres.ikan sering muncul kepermukaan air mengambil oksigen dari udara bebas dan berenang terhentak-hentak. Beberapa hal  yang menjadi penyebab antara lain padat penebaran yang terelalu tinggi, suhu tinggi, kurang ayau tidak ada tanaman air sama sekali, kurang sinar matahari, dan tertimbunya bahan organik sari sisa pakan ataupun tananman air yang mati.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam wadah budidaya yang sangat rendah menyebabkan ikan mudah terserang penyakit dan parasit, kadang-kadang tidak mau makan, dan tidak dapat berkembang dengan baik pada konsentrasi oksigen kurang dari 4ppm (4 mg/liter).

3.  Keracunan
Akibat keracunan biasanya fatal karena kematian yang terjadi secara massal/serentak dan berlangsung cepat. Penyebab keracunan biasanya berasal dari pakan yang busuk atau adanya gas beracun seperti gas rawa, amoniak, dan asam belerang.

4.  Pakan tidak baik
Pakan dapat menimbulkan kerugian jika menjadi sumber infeksi penyakit, terutama bila komposisi gizinya buruk, misalnya kekurangan vitamin atau mengandung bahan yang busuk dan beracun. Kualitas pakan yang buruk seracara pemberian ayng kurang tepat akan memacu peradangan yang serius pada saluran pencernaan sehingga perut ikan terlihat membengkak dan terjadi pendarahan.

5.  Perubahan suhu
Perubahan suhu yang menddak mengakibatkan ikan mengalami shock dan menderita setres. Nafsu makan ikan berkurang sejalan dengan penurunan suhu. Jika penurunannya besar dan drastis ikan akan berhenti makan, pertumbuhannya lambat, bahkan terhambat. Sebaliknya,jika terjadi kenaikan suhu yang ekstrim, ikan menjadi sulit bernafas. Jika ini berlangsung lama, ikan menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit dan parasit.



C. Upaya Pencegahan
Ada pepatah kuno yang sangat populer yang menyebutkan bahwa mwncegah lebih baik dari pada mengobati. Tindakan pencegahan bertujuan untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam wadah budidaya ikan, untuk mencegah melusnya wilayah yang terkena penyakit, dan untuk mengurangi kerugian produksi ikan akibat timbulnya penyakit.

1.  Sanitasi Kolam
Sanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, penjemuran, dan pengapuran bak/kolam dengan kepur tembok Ca (OH)2  sebanyak 200g/m² yang ditebar merata di permukaan tanah dasar kolam. Kondisi ini dibiarkan selama 7-10 hari, setelah itu baru kolam diairi dansiap ditebar ikan. Bisa juga menggunak kalium permanganat (PK) yang ditebar pada kolam berair sebanyak 10-20 g/mair dan dibiarkan selama 1 jam. Ikan dimasukan setelah air berubah normal kembali karena adanya pergantian air.

2.  Sanitasi Ikan Tebaran
Ikan yang akan ditebarkan diperiksa dulu, apabila menunjukan adanya kelainan atau sakit harus dikarantina untuk pengobatan. Ikan tebaran yang dianggap sehat  pun harus direndam dalam larutan PK (20g/m3 air), malachyte green (40 mg/10 liter air), atau dengan formalin (1 cc/10 liter air) masing-masing selama 10-15 menit.
Sanitasi Perlengkapan dan peralatan:           Perlengkapan atau peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaan suci  hama yaitu dengan cara merendamnya dalam larutan PK atau larutan kaporit selama 30-60 menit.

3.  Menjaga Lingkungan Tempat Budidaya
Upaya perlidungan dari gangguan hama dan parasit ikan adalah dengan menjaga lingkungan budidaya dan perairan. Pematang kolam dibersihkan dari tumbuhan liar yang sering menjadi tempat persembunyian hewan darat seperti ular dan kodok. Pohon yang rindang dikurangi agar tidak mengurangi masuknya sinar matahari. Setiap kolam/bak diusahakan mendapatkan pemasukan air yang baru dan segar. Selain itu, bahan-bahan organik seperti sampah yang memungkinkan masuk kewadah budidaya dikurangi.





D. Penyakit yang Umum Menyerang Baung
1.  Penyakit parasit
Parasit merupakan hewan atau tumbuh-tumbuhan yang menggantungkan hidupnya pada inangnya. Penyakit yan berasal dari bakteri, jamur, protozoa, ataupun cacing.

2.  Penyakit yang diakibatkan oleh Bakteri       
Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri disebut penyakit bakterial. Penyakit ini secara umum ditandai dengan adanya luka berwarna kemerah-merahan atau bercak-bercak merah pada bagian tubuh luar ikan, seperti bisul berisi cairan, sirip mengalami pembusukan sehingga rusak, insang pucat dan rusak, perut mengalami pembengkakan, dan kadang-kadang ekor ikan putus.
Jenis bakteri yang menyerang ikan air tawar, terutama lele dan baung adalah bakteri Aeromonas hydrophyla. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit jika kondisi lingkungan ataupun ikan itu sendiri menjadi buruk.

15
 
Pencegahan penyakit bakterial dapat dilakukan dengan menggunakan oat-obatan seperti Malacheet Green. Malacheet Green berupa serbuk hijau yang biasa dibeli di apotik atau toko-toko obat. Doseis yang digunakan adalah 1-15mg/liter. Ikan yang sakit direndam dalam larutan Malacheet Green selama ±10-15 menit.

3.  Penyakit yang diakibatkan oleh jamur
Ikan yang terserang jamur ditandai  dengan kulit ikan yang ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih kecoklat-colkatan. Jenis jamur yang sering menyerang ikan air tawar (seperti catfish) adalah jamur Aphanomyces(menyerang bagian dalan tubuh) dan Saprolegmia (menyerang bagian luar tubuh)
Pencegahan dan pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersiahan media pemeliharaan dan menghindari perlakuan yang dapat menimbulkan luka pada ikan. Ikan yang terserabg penyakit jamur dicelupkan ke dalam larutan Malacheet Green dosis 60 g/m³ selama 15 menit, atau dengan dosis 2-3 gram/m³air selama 1 jam atau dicelupkan dalam larutan formalin (kadar 10%) dengan dosis 1,5-2 cc/liter air selama 15 menit.

4.  Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa
Penyakit yang paling sering dijumpai pada larva adalah penyakit bintik putih (whate spot). Penyakit ini disebabkan oleh parasit dari jenis Ichthyophthirius multifilis. Penyakit ini nerusak sel-sel lendir ikan dan dapat menyebabkan pendarahan yang sering terlihat pada sirip dan insang ikan.
Pencegahan penyakait Ichthyophthirius multifilis dapat dilakuka dengan menciptakan suasana kesegaran dan kesehatan bagi ikan dengan mengusahakan kualiatas air tetap dalam kondisi optimal yang disertai pemberian pakan yang baik.
Pengobatan atau pemberantasan penyakit ini dapat dilakukan dengan:
·         Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam dapur (NaCI) dosis 10-15 g/liter air selama 20 menit atau 25g/liter selama 10-15 menit.
·         Ikan yang sakit direndam dalam larutan Malacheet Green 0,05 mg/liter air selama 3-4 hari atau 0.15 mg/liter.
·         Suhu air pemeliharaan ditingkatkan menjadi 30°c dan setiap hari diganti air 50%.
·         Ikan yang sakit direndam dalamacriflavine (hydrochlrida) dosis 10mg/liter air.

5.  Penyakit yang diakibatkan oleh Lernea
Parasit Lernea merupakan parasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan. Parasit ini dapat menyebabkan luka-luka sehingga menjadi jalan masuk nagi bakteri, jamur, atau virus. Timbulnya Lernia ini disebabkan oleh banyaknya bahan organik berupa sampah, sisa makanan dan sisa pemupukan, pengairan kolam yang tidak mengalir, suhu yang relatif tinggi,atau padat penebaran yang tinggi.

17
 
Gejala-gejala yang terserang penyakit Lernea adalah pada bagian badan, sirip, dan mata ditemukan parasit yang menempel. Ikan yang terserang penyakit ini juga sering mengalami luka-luka atau radang pada tempat melekatnya parasit.
Pencegahan penyakit Lernea dapat dilakukan dengan menyaring air terlebig dahulu sebelum dimasukan ke wadah budidaya. Ikan yang sakit direndam dlm larutan PK (Kalium Permangana = KMn04) dosis 20-25mg/liter air selama 2-3 jam. Pengendalian penyakit dapat juga dilakukan dengan perendaman ikan dalam larutan formalin 10% dengan dosis 250 ml/m³ air selama 10-15 menit dan diulangi 2-3 kali dalam selang waktu 2-3 hari.

6.  Penyakit yang diakibatkan oleh Argulus
Argulus hidup dengan cara menghisap darah ikan. Kutu ikan ini dapat berpindah-pindah dari satu ekor ikan ke ikan yang lain. Tanda-tanda ikan yang terserang sering mati karena disengat dan dihisap darahnya. Gerakan ikan menjadi lambat dan pada badan kadang-kadang terdapat bintik merah.
Pencegahan kutu ikan dapat dilakukan dengan pengeringan kolam secara berkala, sambil mengolah tanah, memupuk, mengapur kolam untuk memutuskan telur-telur Argulus, serta pergantian air kolam sesering mungkin.

7.  Penyakit yang diakibatkan oleh Gyrodactylus dan Dactylogyrus
Gyrodactylus dan Dactylogyrus adalah sejenis cacing sangat kecil yang hidup sebagai parasit ikan danmerusak insang serta kulit luar ikan. Insang yang diserang Gyrodactylus dan Dactylogyrus menjadi luka, kemudian timbul pendarahan akibat pernafasan ikan terganggu. Kulit ikan yang terserang menjadi berlendir banyak.
Pengobatan terhadap ikan yang terserang dapat dilakukan dengan menggunakan larutan formalin 25mg/liter air.

E.  Gejala Serangan dan Pengendalian Penyakit

NO
JENIS PENYAKIT & PENYEBABNYA
GEJALA SERANGAN
PENGENDALIAN
KIMIAWI
ALAMI
1
Bakteri
Aeromonas hydrophyla
Luka berwarna kemerah-merahan atau bercak-bercak merah pada bagian tubuh luar ikan,bisul berisi cairan,sirip rusak,insang pucat/ rusak, perut bengkak, ekor ikan rusak kadang-kadang  putus.
Malacheet Green,dosis 1-15 mg/ltr. Ikan yang sakit direndam selama 10-15 menit. Pengobatan dilakukan 3kali berturut-turut dengan jarak.
Cangkang mahkota dewa 50 iris, daun sirih 10 lembar,direbus dalam 3 gelas air menjadi 1 gelas untuk


Serangan yang ringan pada selaput lendir mengakibatkan ikan gatal-gatal dengan ciri ikan menggosokkan badan pada wadah budidaya.
2-3 hari.
50 liter air.








NO
JENIS PENYAKIT & PENYEBABNYA
GEJALA SERANGAN
PENGENDALIAN
KIMIAWI
ALAMI
2
Protozoa
 (white sport)
Ichthyopthyrius multifilis

Merusak sel-sel lendir ikan dan dapat menyebabkan pendarahan sering terlihat pada sirip dan insang.
Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam dapur (NaCI) dosis 10-15gr/ltr air selama 20menit atau 25gr/ltr selama 10-15menit.
Direndam dalam larutan Malacheet Green dosis 0,05mg/ltr selama 3-4 hari
Cangkang mahkota dewa 50 iris,  daun ketapang 5 lembar. Bahan direbus dalam 3 gelas air ,menjadi 1 gelas untuk 50 liter air.
3
JamurAphanomyces(menyerang dalam tubuh)Saprolegmia (menyerang bagian luar tubuh)
Pada kulit ikan ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih atau putih kecoklat-coklatan.
Ikan yang sakit direndam dalam larutan Malacheet Green dosis 60gr/m³ selama 15 menit atau dalam larutan formalin (kadar 10%) dosis 1,5-2cc/tlr air selama 15 menit.
Mahkota dewa 50 iris, 10 lembar daun sirih, rebus dalam 3 gelas air menjadi 1 gelas, tambahkan alkohol 70% sebanyak10 cc. Untuk peremdaman atau diteteskan pada luka.
4
Lernia
Pada badan ikan ditemukan parasit yang menempel seperti cacing,ikan yang terserang mengalami luka-luka atau radang  pada
Ikan yang sakit direndam dalam larutan PK dosis 20-25mr/ltr selama 2-3 jam, atau larutan formalin
Daun ketapang 5 lembar direbus dengan air secukupnya



NO
JENIS PENYAKIT & PENYEBABNYA
GEJALA SERANGAN
PENGENDALIAN
KIMIAWI
ALAMI



Tempat
menempelnya parasit. Bila parasitnya dijabut akan terlihat bekas lubang pada tubuh ikan , sehingga ikan mudah terkena infeksi kedua oleh virus, bakteri, atau jamur.
10% dosis 250ml/ m³ selama 10-15 menit diulang 2-3 kali dalam selang waktu 2-3 hari.
cc alkohol 70%. Untuk perendaman atau diteteskan pada badan ikan yang terkenalearnea.
5
Argulus
Ikan menjadi kurus sehingga menyebabkan kematian karana darah habis dihisap oleh argulus, gerakan ikan menjadi lamban.
Ikan direndam dalam larutan garan dapur dosis 20g/ltr selama 5 menit
Rebus 50 iris cangkang mahkota dewa dalam 3 gelas air menjadi 1 gelas untuk 50 liter air.
6
Cacing
Gyrodactylus danDactylogyrus
Timbul luka-luka sehingga terjadi pendarahan akibat pernafasan terganggu,kulit
ikan menjadi
Ikan direndam dalam larutan formalin 25 ml/ltr selama 10-15menit.
30gr biji pinang yang sudah halus direbus
 setelah



DAFTAR PUSTAKA



Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi Jl. Salabintana 17, Tlp (0266) 225211 Fax.(0266)225240  Email: bbats@telkom.net

Daelami Deden A.S. Usaha Pembenihan Ikan Hisa Air Tawar, Jakarta, Penebar Swadaya, 2001.

Harmanto Ning, Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan Dengan Mahkota Dewa,   Jakarta, Penebar Swadaya, 2004.


Syofan dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Baung Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tang, U.M. Teknik Budidaya Ikan Baung, Kanisius, 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JENIS ALAT TANGKAP IKAN YANG DILARANG PEMERINTAH

Permen Kelautan dan Perikanan No. 2 Tahun 2015 menyatakan bahwa penggunaan alat tangkap pukat hela ( trawls ) dan pukat tarik ( seine nets ...